Saturday, February 21, 2009

Louis Braille, Pencetus "Mata" Tuna netra


Rabu, 18-02-2009 17:28:53 oleh: Retty N. Hakim
Kanal: Peristiwa

Louis Braille, Membukakan Dunia Melalui Tulisan

Saat ini banyak orang yang mengenangkan 200 tahun kelahiran Charles Darwin dan Abraham Lincoln. Eric Shackle, 89, pewarta warga tertua dari Ohmynews menulis dalam sebuah artikel “Feb 12: A Date to Remember”, bagaimana tahun 1809 merupakan tahun kelahiran beberapa nama yang menggoreskan jejak yang mendalam dalam sejarah manusia. Salah satu tokoh yang disebutkannya adalah Louis Braille, yang lahir 4 Januari 1809.

Louis Braille mengalami kerusakan pada salah satu matanya ketika berusia 3 tahun. Waktu itu secara tidak sengaja dia menikam matanya sendiri dengan alat pembuat lubang dari perkakas kerja ayahnya. Kemudian mata yang satunya terkena sympathetic ophthalmia, sejenis infeksi yang terjadi karena kerusakan mata yang lainnya.

Beruntung pada usia 10 tahun sebuah sekolah bagi anak-anak tunanetra dibuka di Paris, yaitu Royal Institution for Blind Youth, dan Louis Braille mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sana. Sekolah ini hanya mempunyai 14 buah buku bagi murid-muridnya, dan mereka juga tidak diajarkan menulis. Buku yang hanya 14 buah inipun sangat berat karena menggunakan huruf biasa yang dicetak timbul.

Tahun 1821, Louis Braille berkenalan dengan Charles Barbier yang memperkenalkannya pada “Night Writing”, sebuah sistem dengan 12 titik yang biasa digunakan para serdadu di medan perang untuk bisa berkomunikasi tanpa suara. Tahun itu juga Louis Braille mencoba menyederhanakan titik timbul tersebut menjadi 6 titik saja, sistem yang sekarang kita kenal sebagai abjad Braille. Kalau huruf Barbier berdasarkan 12 titik dan berkorelasi dengan suara, maka huruf Braille menggunakan enam titik dan berkorelasi dengan huruf. Hasil temuannya ini disempurnakannya pada usia 15 tahun. Bahkan kemudian Braille juga menemukan alat Rapigraphy yang memungkinkan komunikasi bagi orang dengan penglihatan berbeda ini dengan mereka yang memiliki indera penglihatan biasa.

Saya pernah membaca buku mengenai Helen Keller, betapa rasa frustrasi dan kemarahan membuat dia begitu pemarah dan tidak bisa diatur. Perkenalannya dengan huruf Braille kemudian membawanya membaca berbagai macam buku, bukan hanya dalam bahasa Inggris, melainkan juga dalam bahasa Perancis, Jerman, Yunani, dan Latin. Beruntunglah bahwa buku Braille sudah membawa Helen Keller mengarungi dunia ilmu, tidak lagi terbatas pada 14 buah buku, dan tidak lagi terbatas pada satu bahasa tertentu.

Irwan Dwi Kustanto, yang tahun lalu menghadirkan Antologi puisinya (lihat http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=6078 ) bersama istri dan anaknya tercinta, pernah berkata: “Duapuluh tahun lamanya saya menunggu saat seperti ini, saat di mana saya bisa membaca buku-buku sastra yang saya ingin baca.” Ya, perkataannya ini terluncur tiga tahun yang lalu ketika Yayasan Mitra Netra bekerja sama dengan Gagas Media serta Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional untuk pertama kalinya meluncurkan tujuh buah novel versi Braille.

Walaupun buku Braille tidak perlu lagi setebal buku pada masa Louis Braille bersekolah, tetapi toh buku versi Braille masih cukup berat dan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pencetakannya (lihat juga http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7029).

Untuk membantu lebih banyak lagi teman membaca buku versi Braille, maka Yayasan Mitra Netra membuat kegiatan “Celengan untuk Sahabat”. Selain bisa membantu menyediakan buku versi Braille, kegiatan ini juga bagus sekali untuk memupuk sikap empati anak kepada orang lain, disamping melatih anak untuk menabung.

Dua ratus tahun yang lalu Louis Braille lahir, mengalami kecelakaan, dan mengilhaminya untuk menciptakan huruf Braille yang membukakan dunia melalui bahasa tertulis. Mungkin dari kegiatan “Celengan bagi Sahabat” juga bisa membantu membukakan dunia bagi anak Indonesia yang berpenglihatan berbeda. Bila Louis Braille menjadi pencipta huruf Braille pada usia 15 tahun, bukan tidak mungkin kita juga bisa memiliki penemuan menarik lainnya dari teman-teman dengan penglihatan berbeda yang ada di Indonesia berkat dunia ilmu yang mencerahkan…

No comments: